Akhir-akhir ini isu SARA semakin santer terdengar di telinga kita. Dari kasus Rohingya, hingga menjelang Pilkada DKI putaran ke-2, yang mana salah satu cawagub-nya merupakan seorang kristen dan Tiong Hoa dan Cagubnya bukan seorang Betawi. Hal ini dimanfaatkan betul oleh lawan politiknya. Sungguh sangat memprihatinkan, apalagi saat adanya kampanye, isu SARA ini 'dikumandangkan' oleh seseorang saat sedang memberikan khotbah ceramah. Tragis....
Memang ketika sudah membicarakan politik, kekuasaan, uang, tampak seolah-olah semua sah-sah saja. Miris sekali, karena hal ini tentu memberikan efek negatif bagi masyarakat yang mana seharusnya sebagai seorang pemimpin wajib menunjukan sikap TOLERANSI terhadap yang lain meskipun berbeda dan 'bermusuhan'.
Belum reda kasus SARA di pilkada DKI putaran ke-2, kembali muncul sebuah film berjudul "Innocence of Muslims". Saya tidak tahu bercerita tentang apa film ini, namun dari yang saya baca di media online dan melihat kemarahan dari teman2 Muslim, saya rasa ini bukan merupakan suatu film yang layak utk dibuat apalagi disebarluaskan. Entah apa yg ada diotak pembuat film. Mungkin hanya untuk mencerai beraikan manusia satu sama lain. Dan tak sadarkah sang pembuat film, akibat ulahnya seorang Dubes AS di Libya harus merenggang nyawanya, padahal kalo menurut saya sang Dubes tersebut tidak tahu menahu ttg adanya film tersebut.
Hmmmp..
Semoga Indonesia pada khususnya dan belahan dunia manapun pada umumnya dapat terbebas dari segala macam isu SARA.Karena jika isu ini terus bermunculan tentu manusia sendiri yang akan menderita...
Terakhir saya ingin mengutip suatu kalimat bijak dari Dalai Lama, : My religion is very simple. My religion is kindness. Karena saya yakin, apapun agama Anda, kebaikan dan cinta kasih adalah inti ajaran tersebut..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar